Selasa, 25 Desember 2012

HAMAS

HAMAS (Harakat al-Muqawamat al-Islamiyyah) Oleh Imam Mukhlis HAMAS, singkatan dari “Harakat al-Muqawamat al-Islamiyyah”, atau “gerakan perjuangan Islam” (Islamic Resistance Movement) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi gerakan politik Islam yang berkembang di Timur Tengah. HAMAS merupakan “Gerakan Perlawanan Islam” di Palestina yang berideologi Islam dan bersifat ‘Fundamentalis’. Fundamentalisme dalam hal ini diartikan sebagai faham yang kemudian diwujudkan melalui gerakan “kembali ke Islam”, Islam dijadikan sebagai asas utama pergerakannya dan nilai-nilai yang ada di dalamnya merupakan pegangan hidup yang dijadikan rujukan tingkah laku anggotanya dalam bertindak. Berdirinya HAMAS tidak dapat lepas dari cikal bakal dan akarnya. Akar ideologi HAMAS telah tumbuh sejak tahun 1950-an dan banyak dipengaruhi oleh ideologi gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang didirikan pada tahun 1928 oleh Hasan Al Banna. Gerakan ini memiliki ideologi yang Islamis dan berkeyakinan akan berdirinya negara Islam.[1] Semula, Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah “jama’ah yang murni religius dan filantropis yang bertujuan menyebarkan moral Islam dan amal baik”. Ideologi gerakan ini disebut Islamis karena memiliki cita-cita dan tujuan menjalankan syariat Islam dan berkeyakinan berdirinya negara Islam sebagai unsur penting dari tatanan Islami yang diinginkan dan muncul sebagai penetrasi ideologi Barat dan dominasi imperialisme Barat khususnya di Timur Tengah yang menimbulkan reaksi dan penolakan.[2] Pendudukan Israel yang berkepanjangan menimbulkan reaksi keras bangsa Palestina hingga meletusnya sebuah aksi fenomenal yang dilakukan HAMAS melalui gerakan Intifadhah (perlawanan). Gerakan Intifadhah pertama terjadi 8 Desember 1987 dan menjadi titik tolak penting kelahiran HAMAS. Maka pada 14 Desember 1987, HAMAS didirikan oleh Syeikh Ahmad Yassin sekaligus sebagai pemimpin spiritual HAMAS.[3] Ketika HAMAS dikenal keras dalam perlawanan terhadap Israel, maka dalam kurun waktu singkat sejak 1987 hingga 1989 saja HAMAS telah memperoleh banyak dukungan baik finansial, material, maupun logistik dari berbagai pihak di wilayah Timur Tengah serta bantuan khusus dari Pemerintah Iran. Alasan begitu banyak yang mendukung HAMAS adalah karena perlawanannya dengan Israel, dan pimpinan HAMAS memahami bahwa untuk memperoleh lebih banyak dukungan masyarakat Palestina adalah dengan mempertahankan posisi mereka melawan Israel.[4] Cita-cita dan tujuan HAMAS tercantum dalam sebuah covenant (piagam) yang berisi seluruh kredo ideologi mereka dan menjelaskan bagaimana kebijakan mereka dalam semua level perjuangan, baik mengenai Israel maupun gerakan nasional lainnya. Penghapusan Israel dari peta dunia merupakan agenda utama HAMAS dalam mewujudkan cita-cita pergerakan demi terwujudnya negara Islam Palestina merdeka. Karena hal ini, maka HAMAS dipojokkan oleh Israel dan sekutunya, Amerika Serikat dengan stigma “teroris”.[5] Keputusan politik yang tak kenal kompromi yang digulirkan oleh syekh Ahmad Yassin terhadap Zionis Israel telah menyebabkan para pemimpin Hamas mulai dari Ahmad Yassin hingga perdana mentri Palestina saat ini, Ismail Haniya menjadi target utama yang harus disingkirkan. Keputusan politik yang ditetapkan Hamas dalam menyikapi peta perundingan yang berisi antara lain penyerahan, pengamanan Tepi Barat dan jalur Gaza kepada polisi Palestina, pemberian kewenangan kepada pemerintah otoritas Palestina untuk membentuk angkatan bersenjata telah menyebabkan Mahmoed Abbas selaku presiden palestina tak berdaya karena harus mengemban misi ”peta jalan damai” pesanan Amerika, di lain pihak harus menghadapi perlawanan fisik dan mental dari sebagian besar rakyat Palestina yang didukung oleh faksi garis keras yang menaruh keraguan atas niat baik Amerika Serikat. Struktur organisasi HAMAS terdiri atas dua jenis keanggotaan, yaitu anggota biasa yang terdiri dari kader-kader yang telah dibina secara khusus dalam berbagai pengkaderan HAMAS dan berhak memilih dan duduk dalam kepengurusan HAMAS, kedua adalah anggota luar biasa yang terdiri dari kaum Muslimin yang menyatakan bergabung dalam HAMAS namun dibina secara khusus dan hanya berhak ikut berpartisipasi dalam berbagai kekuatan HAMAS. Memiliki dua divisi yakni, divisi politik dan militer yang bergerak secara sistem sel ditingkat akar rumput dan langsung berjuang pada level terendah. Masjid digunakan sebagai basis gerakan untuk mengobarkan semangat jihad dalam menghadapi Zionis Israel karena masjid adalah tempat yang strategis dan efektif untuk mentransformasikan cita-cita dan arah pergerakan sekaligus sebagai penyebaran ideologisasi kepada rakyat Palestina.[6] Sejak Juni 2007, HAMAS memiliki sayap militer bernama, “Izz Ad-Din Al-Qassam”. Kini, Hamas telah memerintah Gaza sebagai bagian dari wilayah Palestina karena memenangkan mayoritas kursi di Parlemen Palestina pada Januari 2006. Dalam pemilihan parlemen Palestina, Hamas berhasil mengalahkan organisasi politik Fatah yang diwarnai dengan bentrokan dan kekerasan. [7] Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada,Israel dan Jepang, mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris,[8] sementarra Negara-negara Arab dan Negara-negara seperti Rusia[9] dan Turki menulak pernyataan tersebut.[10] Meskipun dipandang oleh dunia luar sebagai sangat militeristik dan keras, bahkan disebut sebagi organisasi teroris, gerakan HAMAS tidak hanya berfokus pada perlawanan terhadap Israel dan usaha pemerdekaan Palestina. HAMAS merupakan pecahan dari Ikhwanul Muslimin, dan meskipun sudah berpisah tetapi karakteristik dari Ikhwanul Muslimin masih melekat pada HAMAS, yakni tarbiah atau pengajaran. Salah satu tujuan dan fokus Ikhwanul Muslimin dan HAMAS adalah terbentuknya masyarakat madani dimana umat Islam mengamalkan agamanya secara menyeluruh di tiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. http://www.lazuardibirru.org/jurnalbirru/ensiklopedia/hamas-harakat-al-muqawamat-al-islamiyyah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar