Jumat, 27 Juni 2014

Sisi Lain R.A KARTINI

Ketika penulis melansir beberapa tulisan terkait Raden Ajeng Kartini, beberapa pembaca banyak mengajukan pertanyaan, bahkan sanggahan. Kebanyakan dari tanggapan itu menganggap penulis terlalu tendensius dalam memandang sosok Kartini, terlalu terbuai teori konspirasi, dan mempunyai motif tertentu dalam mengeritik sosok pahlawan nasional tersebut. Atas pertanyaan dan sanggahan tersebut, penulis nyatakan bahwa apa yang penulis lakukan adalah upaya untuk menuliskan sejarah secara jujur, sejarah yang berangkat dari fakta-fakta yang ada, bukan sejarah yang ditulis oleh tinta penguasa. Jika pun ada motif tertentu, maka penulis harus akui bahwa motif itu adalah upaya untuk membongkar selubung “de-islamisasi fakta sejarah” yang selama ini terjadi dalam sejarah nasional kita. De-islamisasi yang dimaksud adalah upaya memarjinalkan peran umat Islam dalam sejarah pergerakan nasional di negeri ini.

Penulis hanya memaparkan sisi lain Kartini, yang mungkin belum pernah ditulis dalam buku-buku sejarah (text book) yang diajarkan di sekolah-sekolah kita. Jika sejarah nasional selama ini menulis kiprah Kartini sebagai ikon kemajuan perempuan Indonesia yang tercermin dalam surat-suratnya, maka penulis berusaha menguak sisi lain tentang Kartini secara personal, diantaranya pandangan keagamannya, latarbelakang pemikirannya, dan siapa saja orang yang berinteraksi secara intim dengannya. Setelah itu, silakan pembaca sekalian menimbang dengan jernih tentang apa yang sesungguhnya terjadi dalam penulisan sejarah nasional negeri ini.

Penulis tak pernah menyebut Kartini sebagai sosok yang anti-Islam. Bahkan penulis tak pernah menyebut Kartini sebagai anggota Theosofi, sebuah aliran kebatinan Yahudi yang pada era 1900-an di Jawa begitu pesat berkembang. Penulis hanya menyatakan, isi surat-surat Kartini kepada para sahabatnya yang kebanyakan elit-elit Belanda, sangat kental dengan pemikiran dan paham Theosofi. Diantaranya paham tentang pluralisme agama, paham tentang Tuhan, dan tentang amal manusia. Kumpulan surat menyurat Kartini diterbitkan oleh Kartini Fonds pada 1911 di negeri Belanda, sementara Kartini meninggal pada 1904.
Jika ada yang mengatakan bahwa kumpulan surat menyurat Kartini yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” karena Kartini terinspirasi dari ayat Al-Qur’an yang berbunyi “Minazhzhulumaati ilaannur”, maka sesungguhnya judul itu bukanlah dari Kartini, melainkan judul yang dibuat oleh Armijn Pane, sastrawan yang juga anggota Theosofi. Sementara judul berbahasa Belanda “Door Duisternis tot Licht” yang diartikan oleh Armijn Pane dengan “Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah judul yang diberikan oleh Abendanon. Abendanon sendiri mengaku mengambil judul itu dari sebuah syair yang dikutip oleh Kartini dari seorang wanita tua, yang berbunyi,
“Habis malam terbitlah terang Habis badai datanglah damai Habis juang sampailah menang Habis duka tibalah suka..” (Surat kepada E.C Abendanon, 15 Agustus 1902)
Apakah ada pernyataan dari Kartini bahwa istilah “Habis Gelap Terbitlah Terang” berasal dari ayat Al-Qur’an? Pada kenyataannya, istilah “habis gelap menuju terang” juga digunakan oleh kelompok Freemason ketika membaiat anggota barunya, dengan mengatakan, “Kalian berada dalam zhulumat (kegelapan), sekarang kami bawa ke dalam cahaya.” dan pada masa lalu, kelompok rahasia Illuminati di Hindia Belanda juga disebut sebagai “Kelompok Cahaya” (Lihat, A.D El Marzededeq, Jaringan Gelap Freemasonry dan Perkembangannya sampai ke Indonesia, Bandung: Syamil, 2007 dan Freemasonry Yahudi Melanda Dunia Islam, Bandung:Gema Syahidah, 1993)
Ada yang menyebut pandangan keagamaan Kartini sudah berubah, dari kebatinan-sinkretis ala Theosofi kepada keyakinan Islam yang sesungguhnya karena pertemuannya dengan Kiai Soleh Darat di Demak. Meskipun tak ada keterangan pasti mengenai seberapa intim interaksi Kartini dengan Kiai Soleh Darat. Namun yang pasti, Kartini mengaku bertemu Kiai Soleh Darat pada 1903, dan pada tahun yang sama kiai tersebut meninggal dunia. Kartini sendiri meninggal dunia setahun kemudian, pada 1904. Fakta lain, meskipun sudah berinteraksi dengan Kiai Soleh Darat, namun tak ada dokumen yang menunjukkan bahwa Kartini mengoreksi pemahamannya selama ini tentang agama, Tuhan, dan kemanusiaan.

Jika ada yang mengatakan Kartini sangat menolak Kristenisasi, maka penulis berpendapat, penolakan itu semata-mata karena cara yang digunakan misionaris tersebut, dan penolakan itu juga berdasarkan pemahaman Kartini bahwa agama apapun tak boleh mendominasi keyakinan seseorang, karena agama manapun pada hakekatnya sama, selama menebarkan kebajikan. Ini tercermin dalam suratnya kepada E.C Abendanon, 31 Januari 1903, “Kalau orang mau juga mengajarkan agama kepada orang Jawa, ajarkanlah kepada mereka Tuhan yang satu-satunya, yaitu Bapak Maha Pengasih, Bapak semua umat, baik Kristen maupun Islam, Buddha maupun Yahudi, dan lain-lain.”

Juga surat kepada misionaris Dr N Adriani, 5 Juli 1903 yang berbunyi, “Tidak peduli agama apa yang dipeluk orang dan bangsa apa mereka itu. Jiwa mulia akan tetap mulia juga dan orang budiman akan budiman juga. Hamba Allah tetap dalam tiap-tiap agama, dalam tengah-tengah segala bangsa”. Pada surat-surat lainnya, Kartini mengatakan bahwa agama yang sesungguhnya adalah kebatinan dan kasih sayang. Keyakinan seperti ini sama persis dengan apa yang menjadi dasar keyakinan Theosofi, bahwa tidak ada agama yang lebih tinggi daripada kebenaran atau kebajikan (There’s No Religion Higher than Truth). Dan, sekali lagi, di akhir hayatnya tak ada keterangan yang menunjukkan bahwa Kartini mengoreksi keyakinannya tersebut.

Sebagai sesama Muslim, tentu kita berharap Kartini meninggal dalam keadaan sempurna keislamannya dan membuang jauh-jauh keyakinan yang menyimpang soal keagamaannya. Namun, karena ia merupakan sosok pahlawan nasional milik bangsa ini, maka sudah seharusnya masyarakat tahu secara lebih mendalam tentang siapa Kartini sesungguhnya, bagaimana pemikiran dan keyakinannya, dan lain-lain. Jika penulis menduga ada campur tangan kolonialis dalam upaya memunculkan sosok Kartini sebagai ikon kemajuan perempuan Indonesia, hal ini tak berlebihan, mengingat elit-elit Belanda lah yang pertama kali memunculkan sosok Kartini dan mendirikan lembaga Kartini Fond di Belanda pada 1911 yang bekerja memasarkan gagasan-gagasan Kartini. Upaya kolonialis untuk menonjolkan sosok Kartini juga dilakukan untuk menunjukkan bahwa Politik Etis dan Politik Asosiasi yang dilakukan Belanda berhasil mendidik pribumi menjadi sosok yang terdidik, modern, dan berpikiran maju sesuai dengan cita-cita humanisme.

Surat Kabar Nieuw van den Bag, pada 1914, memuat komentar pembaca yang mempertanyakan sikap elit-elit Belanda yang begitu getol memperkenalkan sosok Kartini. Surat tersebut menyatakan, ”Kalau Kartini berjuang buat bangsanya, mengapa kita (Belanda) yang mesti ribut-ribut memperkenalkannya kepada masyarakat? Mengapa mesti kita juga yang keluarkan duit buat biayai sekolah-sekolah Kartini? Biarlah mereka usahakan dan kerjakan sendiri!”


Agama Kartini dalam Sorotan
Seperti penulis paparkan pada tulisan sebelumnya yang berjudul “Kartini dan Para Yahudi Belanda”, kebanyakan dari sahabat-sahabat Kartini adalah orang-orang Yahudi Belanda penganut paham sosialisme-humanisme. Interaksi Kartini yang berlangsung lewat surat menyurat dan kiriman-kiriman buku berlangsung secara intens. Diantara buku yang pernah dibaca Kartini dari sahabatnya adalah buku berjudul “Droomen van het Ghetto” (Impian dari Ghetto). Buku karya Zangwil ini berisi tentang keadaan sosial yang sangat buruk, yang dialami oleh orang-orang Yahudi di perkampungan-perkampungan Yahudi di Inggris.
Kartini juga melahap habis buku-buku karya perempuan aktivis feminis-sosialis, seperti Goekoop de Jong, Cornelie Lydie Huygens, Marcel Prevost, Helena Mercier, dan lain-lain. Menurut keterangan, buku-buku inilah yang menjadi sumber inspirasi perjuangan emansipasi perempuan yang disuarakan Kartini. Sahabat Kartini, Stella Haarshalts Zeehandelaar, adalah perempuan Yahudi aktivis feminis-sosialis yang cukup radikal. Dalam biografi berjudul “Panggil Aku Kartini Saja” Pramoedya Ananta Toer menggambarkan sosok Stella berikut ini:
”Estella Zeehandelaar adalah seorang gadis Yahudi Belanda dengan pandangan hidup sosialis yang berapi-api. Ia tidak menyetujui kalau Kartini masuk ke dalam dunia keagamaan. Stella mempengaruhi Kartini dalam pandangan hidup, bahwa kebajikan bukanlah barang monopoli kaum agama, karena orang pun–dan terutama sekali—dapat lakukan kebajikan karena perasaan tanggungjawab kepada sesama, karena nuraninya sendiri.” (Pramoedya Ananta Toer , Panggil Aku Kartini Saja, Lentera Dipantara, 2010, Cet.Kelima, hal. 212)
Pramoedya alias Pram sendiri menilai Kartini sebagai sosok humanis, yang meyakini bahwa tugas manusia adalah menjadi manusia. Bagi Kartini, kata Pram, semua agama sama. Pandangan ini adalah wujud dari daya sinkretik yang tertanam pada jiwa Kartini yang menilai manusia pada amalnya, pada sesamannya, pada kemanusiaan, bukan pada agamanya. Kartini, tegas Pram, adalah seorang humanis yang melihat segala sesuatu dari sisi kepentingan kemanusiaan.”Humanis memandang, tanpa kemanusiaan dalam batin manusia itu sendiri, agama tidak bakal memenuhi gunanya,” jelas Pram yang dikenal sebagai aktivis Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), sebuah lembaga underbouw Partai Komunis Indonesia.

Penilaian Pram tentu bukan tanpa alasan. Paham humanisme begitu kental dalam surat Kartini kepada E.C Abendanon, 15 Agustus 1902. Kartini menulis, “Tuhan kami adalah nurani, neraka dan surga kami adalah nurani. Dengan melakukan kejahatan, nurani kamilah yang menghukum kami. Dengan melakukan kebajikan, nurani kamilah yang memberi kurnia.” Tulisan Kartini jelas mengacu pada keyakinan bahwa tak ada hukum Tuhan, yang ada adalah “kodrat alam”. Sebuah keyakinan yang pada masa lalu begitu mengakar dan menjadi keyakinan dari organisasi-organisasi bercorak Jawanisme-Kebatinan, seperti Taman Siswa, Tri Koro Dharmo, dan Boedi Oetomo.
Apa yang menjadi dasar keyakinan Kartini, sesungguhnya adalah landasan inti dari paham humanisme, yang tak lain merupakan doktrin tertinggi dari Theosofi dan Freemason. Pramoedya kembali menuturkan tentang sosok Kartini:
“Ia adalah seorang yang religius, tanpa berpegang pada bentuk-bentuk keibadahan ataupun syariat. Jadi ia termasuk golongan Javanis Jawa, atau golongan kebatinan, dimana Tuhan dipahami sebagai sumber hidup, yang mengikat setiap orang dengan-Nya, tak peduli apapun agama yang dianutnya, bahkan juga bagi si atheis sekalipun….ia (Kartini, red) dapat menerima agama apapun, dan ia tidak dapat menerima pemutarbalikkan atas agama apapun. (Hal: 260-261).

Sebagai catatan, Tuhan yang disebut sebagai sumber hidup yang mengikat dalam keyakinan kebatinan Jawa, termasuk dalam pemahaman Theosofi adalah Tuhan yang menyatu, manunggal dengan sang hamba (manunggaling kawula gusti). Paham ini berkeyakinan, inti hidup seseorang adalah berbuat kebaikan, sebagai wujud dari implementasi sifat Ketuhanan yang menyatu (imanen) dengan sang makhluk. Mereka menyebutnya sebagai pancaran ilahi, pletik Tuhan, dan dalam bahasa Inggris disebut dengan “god in being”. Karena itu, aliran kebatinan-Theosofi berkeyakinan, agama apapun, selama menebarkan kebajikan, maka pada hakekatnya sama.

Raden Mas Notosoeroto dalam “De Gedachten van R.A Kartini als Richtsnoer voor de Indische Vereeniging” sebagaimana dikutip Pram dalam biografi Kartini, menulis:
“Perasaan keagamaan Kartini nampak pada keteguhan imannya, dalam mana ia terdidik. Tetapi suatu keteguhan yang berbarengan dengan pengertian yang lembut, dimana sekaligus diberikan tempat yang luas bagi kebajikan agama-agama lain. Penghargaan ini menyebabkan kalbunya tidak membeku dalam dogma-dogma kaku, tetapi menyebabkan ia menjadi lebih kaya dan membuat ia mengerti Quintessence atau inti setiap religi: Kebajikan dan cinta sesama. Dari bagian kehidupan kalbunya ini kita dapat mengenal garis-garis watak Kartini, yang menyebabkan ia menjadi permata toleransi, kesadaran harga diri, dan penghargaan terhadap kebajikan yang juga berasal dari orang-orang lain…” (hal.263)
Mr. Conrad Theodore van Daventer, tokoh Politik Etis yang juga penggagas Kartini Fonds, menulis tentang apa sesungguhnya Tuhannya Kartini. Daventer menulis dalam Majalah De Gids, September 1911, berikut ini:
“Kalau orang hendak tahu tentang Tuhannya Kartini, ya, dialah yang Tertinggi tanpa batas, yang menyebabkan orang-orang Islam, Kristen, dan Yahudi, bersaudara satu dengan yang lain, yang menyebabkan juga orang-orang Brahma, bahkan juga orang kafir dijiwai dan bahwa kebajikan dan cinta merupakan ketentuan-ketentuan yang terutama.Kepercayaan kepada Tuhan itulah yang terutama baginya, keibadahan hanya soal tradisi. Sebagai seorang yang terdiri secara Islam, ia (Kartini, red) ingin tetap menjadi Islam, sekalipun ia tidak buta terhadap beberapa kelemahan ajaran itu, karena bentuk kepercayaan itu baginya akhir-akhirnya adalah soal kedua, dan setiap bentuk itupun punya kelemahan sendiri…” (hal. 263-264).

Van Daventer ingin menggambarkan bahwa yang terpenting adalah aspek Ketuhanan Yang Satu antara setiap agama, yang disebut dengan aspek batin (esoteris), sedankan soal ibadah lahir (eksoteris) hanyalah tradisi yang berbeda-beda antar setiap agama. Keyakinan ini juga sama persis dengan apa yang ditulis oleh Kartini dalam surat tertanggal 31 Januari 1903, yang berbunyi, “Agama yang sesungguhnya adalah kebatinan, dan agama itu bisa dipeluk sebagai Nasrani, maupun Islam, dan lain-lain…”
Sejarawan Asvi Warman Adam dalam sebuah artikelnya berjudul “Agama Kartini” menyimpulkan bahwa tak penting apa agama Kartini, yang penting adalah gagasan dan ide dia tentang emansipasi. Pendapat ini tentu janggal, karena agama dan keyakinan seseorang jika benar-benar dihayati dan diamalkan sangat mempengaruhi pemikiran, perilaku, gagasan-gagasan, dan lain sebagainya. Karena itu, sangat penting mengungkap lebih dalam tentang agama dan keyakinan serta orang-orang yang berada di sekeliling Kartini, karena dari latarbelakang itulah gagasan-gagasannya muncul dan disebarluaskan.
Josephine Hartseen, sahabat masa remaja Kartini, seperti keterangan yang ditulis oleh Pramoedya, adalah orang yang mengajarkan kepada Kartini ajaran-ajaran tentang Theosofi dan spiritisme. Joshepine, menurut keterangan Pram adalah anggota Theosofi. Sebagaimana juga keterangan Ridwan Saidi dalam Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, yang menyebut Josephine sebagai orang Yahudi yang diplot untuk mendekati Kartini. Sementara H.H van Kol, elit kolonial yang dalam keterangannya disebut sebagai orang yang mengajarkan ilmu okultisme pada Kartini, adalah sosok yang mendapat rekomendasi dari Stella Zeehandelaar untuk mendekati Kartini.

Jadi, tentu ada kaitan antara agama dan latarbelakang Kartini dengan gagasan-gagasanya selama ini, terutama tentang emansipasi. Namun sayang, gagasan-gagasannya soal agama, Tuhan, dan kemanusiaan, tak pernah diungkap dalam buku-buku sejarah di sekolah. Seolah, tak penting apa agama dan keyakinannya, yang penting pemikirannya soal emansipasi. Rakyat Indonesia dipaksa mengidolakan seseorang tanpa perlu mengetahui bagaimana kepribadian dan latarbelakang orang tersebut. Tulisan ini membuka ruang bagi siapapun untuk menyanggah dan menghadirkan data-data dan fakta lain tentang sosok Kartinin. Tujuannya, agar sejarah tak lagi samar oleh kabut kekuasaan!
Penulis bersedia rujuk, jika ada data dan fakta lain yang bisa dipertanggungjawabkan terkait keyakinan Kartini soal agama, Tuhan, dan kemanusiaan. Hal yang perlu dicatat, penulis tak pernah menyebut Kartini sebagai sosok yang anti-Islam, namun penulis dengan tegas menyebut Kartini sebagai sosok yang pemikirannya berseberangan jauh dengan akidah Islam sebagaimana tercermin dalam surat-suratnya. Mengapa penulis menganggap penting untuk mengetahui apa sesungguhnya latarbelakang keyakinan Kartini? Karena Kartini adalah sosok yang dijadikan pahlawan dan pejuang perempuan negeri ini. Sosok yang dijadikan panutan, tentu harus benar-benar jelas tentang apa keyakinan dan latarbelakang kehidupannya.
Adapun mengenai keterangan bahwa di akhir hayat Kartini kembali dalam pangkuan Islam yang sesungguhnya, penulis ingin meminta bukti, adakah di akhir hayatnya Kartini mengoreksi pemahamannya yang sangat kental dengan keyakinan kebatinan-Theosofi? Adakah keterangan yang menyebutkan bahwa Kartini tak lagi menganggap semua agama sama, Tuhan kita sama dengan tuhan agama lain, neraka dan surga tidak ada, agama yang sesungguhnya adalah kebajikan? Keyakinan inilah yang sungguh berseberangan jauh dengan akidah Islam!
*Penulis buku Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara dan Gerakan Theosofi di Indonesia, Jakartarazzustaka Al-Kautsar.
Sumber: eramuslim

Cristiano Ronaldo Hafal Surat Al-Fatihah

Meski beragama Katolik yang taat, Cristiano Ronaldo selalu membela Islam dan menyukai ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sekedar diketahui, Cristiano Ronaldo lahir di Funchal, Madeira, Portugal, 5 Februari 1985 silam. Ia merupakan seorang pemain sepak bola Portugal.
Ronaldo dapat berposisi sebagai bermain sebagai sayap kiri atau kanan serta penyerang tengah. Kini Ronaldo bermain untuk tim Spanyol, Real Madrid dan untuk tim nasional Portugal. Sebelum bermain untuk Real Madrid, ia pernah bermain di Sporting Lisboa dan Manchester United (MU). Pemain yang kerap bernomor punggung 7 di lapangan hijau ini juga akrab dengan sebutan CR7, gabungan dari inisial namanya dengan nomer punggungnya.
Beberapa waktu yang lalu, media terbesar dan terpercaya Spanyol ‘Marca’ memberitakan jika rekan Ronaldo satu timnya, Mesut Ozil, pemain muslim asal jerman yang berdarah turki ini, memberi kesaksian, Jika Cristiano Ronaldo sudah hapal huruf hijaiyah, dan juga sudah hapal surat favoritnya, yaitu surat Al- Fatihah.
Ronaldo membenarkan kesaksian dari Ozil, “Banyak yang tidak percaya kalau saya mengagumi Al-Quran, tapi memang begitulah kenyataannya, setiap Ozil membaca Al-Quran, saya senantiasa merasa damai, dan hati saya pun menjadi sejuk,” kata Ronaldo kepada Media Spanyol.
Mesut OziL juga membenarkan perkataan Ronaldo, “Cristiano Ronaldo selalu menunggu saya selesai Sholat di rest room, saya tahu dia ingin mendengar saya mengaji,” timpal Ozil.
Cristiano Ronaldo, kembali berkata, “Saya sudah hafal Al-Fatihah, mungkin nanti saya akan minta diajarkan berwudhu, saya sangat senang,” kata Ronaldo.
Bahkan, CR7 sangat senang mendengarkan Ozil membaca Al-Quran sebelum bertanding dan merasa yakin Real Madrid menang di pertandingan, jika sebelum pertandingan, Ozil membaca Al-Quran.

sumber : dakwatuna.com

Uwais Al-Qarni Terkenal di langit tidak terkenal di bumi

Pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.
Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.
Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?
Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota.

Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.
Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”
Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena Ketika Uwais Al-Qarni Wafat
Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit. Subhanallah

http://almuslimun.yu.tl/uwais-al-qarni-terkenal-di-langit.xhtml

MUI keluarkan fatwa syiah sebagai aliran sesat

MARAKNYA perkembangan Syiah di berbagai daerah harus diikuti ketegasan dari Ulama. Majelis Ulama Indonesia (MUI) daerah didorong untuk mengeluarkan fatwa sesat Syiah.

“MUI Pusat mendorong agar MUI daerah lebih proaktif merespon kejadian-kejadian Syiah di daerah seperti dalam kasus Sampang,” kata Ketua MUI Bidang Hukum Prof Baharun dalam kajian kesesatan Syiah di Masjid Griya Tugu Asri, Depok, Jawa Barat, Ahad (6/10).

MUI, kata Prof Baharun, sudah menetapkan 10 kriteria aliran sesat di antaranya:
1. Mengingkari rukun Iman dan Rukun Islam
2. Mengakui dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syariat (AlQuran dan As-Sunnah)
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran
4. Mengingkari otensitas dan atau kebenaran isi Al-Quran
5. Melakukan penafsiran Alquran yg tidak berdasar kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan atau merendahkan para Nabi dan Rosul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir
9. Merubah,menambah dan mengurangi  pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syar’i, spt haji tidak ke Baitullah, shalat fardhu tidak 5 waktu
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
“Dari 10 kriteria ini, Syiah termasuk sebagai aliran sesat,” katanya.
MUI, lanjut Prof Baharun mengharap semangat otonomi daerah tidak hanya ada pada lembaga pemerintahan, tapi juga di MUI. “Karena itu MUI Pusat mendukung MUI daerah untuk mengeluarkan fatwa sesat Syiah,” pungkasnya.

sumber Islampos

Kamis, 26 Juni 2014

ALASAN SADDAM HUSSEIN MEMBANTAI RAKYATNYA SENDIRI

DI era 80-90-an, tak ada yang paham mengapa Saddam Hussein membunuh sebagian rakyat Iraq di negerinya sendiri. Jutaan orang mengecam dan menyumpah serapahi Saddam. Ia ditahbiskan sebagai seorang pembantai kejam.
Dua puluh tahun kemudian, terungkap bahwa orang-orang yang dihabisi oleh Saddam tersebut adalah penganut Syiah di negerinya. Selama lebih dari dua dekade, kenyataan ini dilindungi dan disembunyikan oleh pers Barat.
Sejak lama Saddam sudah tahu akan bahaya Syiah. Di zamannya, sudah berbondong-bondong penganut Syiah dari Iran masuk ke negerinya. Jika hanya sekadar tinggal, mungkin Saddam tidak akan begitu peduli. Tapi para penganut agama Syiah ini merusak semua tatanan kehidupan yang ada, terutama dengan konsep kawint mut’ah-nya yang memang tak ada bedanya dengan prostitusi.
Di wilayah Timur Tengah sendiri, satu-satunya negara yang menyadari keberadaan Iran sebagai negara Syiah adalah Iraq. Saddam—memerintah hampir bersamaan dengan Khomeini pada tahun 1979, jauh-jauh hari sudah melihat pengaruh besar Iran ke Iraq dan negara-negara Arab lainnya.
Sejarah juga menunjukkan bahwa Iran lah yang kemudian mendesak PBB untuk memerangi Saddam. Iran juga yang menyediakan pangkalan militer ketika Amerika menyerang Iraq, mulai dari laut, udara, dan darat.
Beberapa ulama di tanah Arab mengambil kesimpulan bahwa Saddam mati dalam keadaan khusnul khatimah.

sumber: islampos

Rabu, 25 Juni 2014

310 hak paten microsoft ada di Android

Buat kalian yang belum tahu, Android yang dijual saat ini menggunakan lebih dari 70 persen paten yang dimiliki Microsoft, namun begitu, sampai beberapa jam yang lalu, daftar paten-paten yang digunakan oleh ekosistem Android tersebut tidak pernah diketahui oleh banyak orang. Setelah menyelesaikan proses akuisisi terhadap Nokia, sebagai bagian dari peraturan perjanjian tersebut, Kementerian Perdagangan China (MOFCOM) menerbitkan daftar 310 paten yang menyoroti teknologi royalti dari Microsoft.

Agency China menemukan bahwa 73 dari 310 paten dasar (standard-esensial), bersama dengan 127 paten lainnya diimplementasikan di sistem Android. Daftar tersebut juga mengandung 110 paten penting non-standard dari paten yang diperoleh Microsoft selama lelang Rockstar. MOFCOM sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah Microsoft akan menggunakan portofolio paten tersebut untuk membuat atmosfer persaingan smartphone menjadi tidak kompetitif setelah kesepakatan akuisisi Nokia selesai dilakukan.

Estimasi pendapatan Microsoft dari paten ini sekitar $1 hingga $2 Miliar dengan beberapa produsen pembuat smartphone Android, dan kemungkinan jumlah tersebut akan semakin besar mengingat pertumbuhan Android yang cukup signifikan di pasar negara berkembang.

Menariknya, daftar paten ini ditemukan pada laman web versi bahasa Cina dari MOFCOM, mengingat laman web berbahasa Inggris tidak menyebutkan daftar-daftar paten tersebut.

Microsoft selama beberapa tahun terakhir ini mendapatkan kritik mengenai cara mereka menangani kasus paten, dan sejak itu, Microsoft lebih terbuka dalam mengungkapkan portofolio paten mereka, dan telah menciptakan sebuah laman web yang memungkinkan kalian untuk melihat dan mencari semua paten yang dimiliki oleh perusahaan yang bermarkas di Redmond itu. Namun, daftar tersebut tidak menunjukkan paten tertentu yang dilanggar oleh Android, itulah sebabnya mengapa daftar yang diterbitkan oleh MOFCOM ini sangat penting.

Wah 310 paten Microsoft di Android, banyak juga ya.

http://idwinphone.com/daftar-paten-microsoft-yang-digunakan-di-android-bocor

Jumat, 20 Juni 2014

KESESATAN SYI'AH

Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan kaum Syiah disebut aliran sesat, yaitu: Tashbih (menyerupakan Imam dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang imam setelah wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).

Menurut terminologi, kata Syiah tertuju kepada satu sekte (firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang khusus bagi mereka. Syiah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi Saw merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal ini Ali ra dan keturunannya.

Syiah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi Saw yang paling utama. Namun demikian, akidah Syiah berpijak di atas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullah.

Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh umat, yaitu membangkitkan  fanatisme buta terhadap keimamahan Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah akidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syiah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syiah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.

Propagandis Syiah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syiah, dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenanrnya siasat kaum Syiah agar bisa diterima oleh kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.

Penyimpangan Aqidah Syiah

Dalam sebuah kajian mengenai Syiah di Depok, pengamat Syiah Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA saat membedah buku "Mewaspadai Gerakan Syiah di Indonesia", mengungkapkan ajaran-ajaran Syiah yang menyesatkan. Nah, agar tidak tersesat, berikut ini adalah ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang, sesat dan menyesatkan :

    Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.
    Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.
    Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum hari kiamat.

Arroj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajara Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syiah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw.

Arroj’ah adalah suatu keyakinan , orang-orang Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), bahwa suatu saat nanti, Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain al-Askari – yang dikenal sebagai Imam Syiah yang ke-12 dan sekarang menurut mereka masih sembunyi di dalam gua Sarro Man Roa, akan muncul kembali. Kemudian imam itu akan membangkitka Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan, Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat kepada mereka.

Selanjutnya, semua orang-orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullah dan disusul yang lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka, dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-siksaan.

Sunni atau Ahlusunnah wal jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Roj’ah dalam Islam. Bagi orang-orang yang berakal sehat, ajaran Syiah tersebut tidak dapat diterima.

    Kesesatan akidah Syiah lainnya adalah adanya Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.

    Aqidah Kema’suman Para Imam, yakni para imam mereka ma’sum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui yang ghaib. Menurutnya, para imam lebih utama dari para nabi dan rasul, dan imam itu memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat dan para rasul.

    Aqidah Syiah tentang Al Qur’an (Al-Kafi I/239): “Mushaf Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al Qur’an yang ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama dengan Al Qur’an.

    Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala: Orang Syiah meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram, karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala, menurut orang Syiah, lebih utama daripada Ka’bah.

    Peringatan Hari Aasyuroo, atau hari yang bersejarah Imam Husein, selalu diperingati kaum Syiah dengan jalan menangis, memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan belati atau pedang.

Ulama-ulama Sunni menilai acara kaum Syiah tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw. Bukankah Rasulullah bersabda: “Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”

Perlu diketahui, bahwa orang-orang Syiah dalam memperingati hari Aasyuuro, mereka hanya mengambil satu peristiwa saja, yakni dimana pada hari itu, Sayyidina Husein menjadi syahid di Karbala (Irak). Atas kematian Husein kaum syiah menangis dan memukul-mukul badannya sebagai bentuk usaha menebus dosa orang-orang Syiah terdahulu.

Dalam kitab Attasyasyyu Baina Mafumil Aimmah wa mafhumil Farisi, disebutkan: Bahwa orang-orang Syiah juga berpuasa pada hari Aasyuuro, tetapi hanya sampai waktu Ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Seorang ahli sejarah (tokoh Syiah) yang dikenal dengan sebutan Al-Ya’quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut: Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota Kufah, beliau melihat orang-orang Syiah (Syiah pengikut ayahnya, Ali bin Abi Thalib) menangis,kemudian Imam Ali Zainal Abidin berkata kepada mereka: “Kalianlah yang membunuhnya, tetapi kalian pula yang menangisinya..”.

Anehnya, orang Syiah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambinghitamkan orang lain, padahal mereka lah penyebab terbunuhnya Imam Husein di Karbala.

Riwayat & Hadits Palsu

Sejak dahulu, orang-orang Syiah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.

Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syiah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:

(1)Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. (2) Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syiah, cukup menangis atas kematian Sayyidina Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullah Saw!!

Disamping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat, tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam Imam-imam Syiah, bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein ra atau ziarah ke Karbala. Sebagai contoh:

1)Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.

2) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.

3) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allah di Arasy-Nya.

4) Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullah 2.000 kali.

5) Andaikan saya katakana mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang perhi haji.

Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syiah: Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syiah). Seperti itulah kedustaan orang Syiah.

    Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syiah menjadikan dasar ajaran Syiah, siapa mengingkarinya kafir. Mereka menganggap, menika mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah , akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan tiga kali seperti Rasulullah Saw.

    Penilaian Syiah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni): Orang bukan Syiah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syiah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syiah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.  (A. Satria)

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2012/01/25/17531/inilah-penyimpangan-kesesatan-aqidah-syiah/#sthash.gqYwRY0I.dpuf

SEJARAH ISLAM MASUK KURIKULUM PENDIDIKAN DI INGGRIS

INGGRIS mulai melirik kebudayaan Islam untuk masuk dalam kurikulum pendidikan mereka. Mengutip laporan kantor berita BBC pada Selasa (20/5/2014), bahwa era kebangkitan Islam, akan menjadi topik-topik baru dalam rancangan pelajaran sejarah untuk tingkat sekolah menengah atas Inggris atau A-level.
Kurikulum yang sedang dikaji itu juga akan memasukkan Raja Inggris abad ke-9, Alfred dan kaisar Mongolia, Genghis Khan.
Lembaga kajian ujian sekolah Inggris (OCR) mengatakan tujuan dari tambahan topik seputar sejarah kebangkitan Islam dan topik baru tersebut adalah untuk memperluas mata pelajaran sejarah, yang merupakan terpopuler kelima di A-Level.
Kepala unit sejarah di OCR, Mike Goddard, mengatakan selama ini sejumlah kritik menuding pelajaran sejarah terlalu mengulang-ulang dan ‘terfokus pada sejarah Barat’.
“Universitas-universitas mengatakan kepada kami mereka menginginkan siswa yang memiliki pengetahuan yang lebih luas,” pungkas Goddard.
Kebutuhan untuk pendidikan Islam di Inggris memang semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini. Orang tua muslim kini semakin banyak yang ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah Islam. Selama 10 tahun terakhir, sekitar 60 sekolah Islam telah dibuka.
Satu sekolah Muslim di Birmingham, Al-Hijrah bahkan telah memperkenalkan sistem undian untuk menentukan muridnya. Itu karena satu kursi direbutkan oleh 25 orang tua.
Namun, umat muslim di Inggris kini menghadapi aturan baru yang lebih ketat untuk membuka ‘sekolah fleksibel’ berbasis Islam yang baru. Dinas pendidikan ingin memeriksa secara rinci kurikulum yang diajarkan pada sekolah Islam tersebut. “Departemen Pendidikan ingin segalanya dilakukan enam bulan di muka. Mereka ingin rencana pembangunan dan secara saksama mengawasi kami,” kata direktur pendidikan Manara, Fatima D’Oyen. [sm/islampos.bbc]

masjid pertama terbesar di denmark

MASJID terbesar di Denmark yang memiliki menara pertama di negara itu, pada hari Kamis kemarin (19/6/2014) resmi dibuka di distrik barat laut Kopenhagen setelah menerima sumbangan senilai 150 juta kroner ($ 27.200.000) dari Qatar.
Setelah bertahun-tahun perselisihan, masyarakat Muslim Copenhagen akhirnya merayakan pembukaan kompleks seluas 6.700 meter persegi mereka yang di dalamnya termasuk masjid, pusat budaya, studio televisi dan pusat kebugaran.
Perwakilan dari Gereja Denmark serta dari komunitas Yahudi turut diundang pada peresmian masjid hari Kamis kemarin.
Beberapa pihak sayap kanan skeptis bahwa masjid ini tidak akan lagi didanai oleh Qatar dan mencurigai bahwa Qatar dapat menggunakan masjid itu untuk menyebarkan pengaruhnya di kalangan Muslim Denmark.
Namun, Mohamed Al Maimouni, juru bicara Dewan Islam Denmark, yang memiliki masjid mengatakan, “Kami tidak terlibat dalam politik Qatar dan kami tidak ada hubungannya dengan situasi dalam negeri di sana.”
“Dewan Islam Denmark memiliki kekuatan penuh atas retorika yang digunakan di sini. Dan itu sebabnya kami sangat senang dengan donasi ini yang kami anggap sebagai infaq yang tidak ada timbal baliknya,” tambahnya.
Kondisi Muslim di Denmark
Penduduk Islam di Denmark terdiri dari kira-kira 2%- 5% dari jumlah penduduk Denmark adalah Muslim. Islam adalah agama minoriti terbesar di Denmark. Kebanyakan penduduk Denmark menganut agama Kristen, dengan Protestan membentuk sebanyak 92% dari orang Denmark dan Gereja Evangelical Lutheran merupakan gereja nasional. Pada 2005, 83.5% dari penduduk negara ini adalah anggota Folkekirken, gereja Kristen nasional.
Pada tahun 1967, Masjid Nusrat Djahan dibangun di Hvidovre, pinggiran Kopenhagen. Konon ini menjadi masjid pertama di Denmark. Ada beberapa masjid yang lain tetapi tidak dibangun untuk tujuan eksplisit. Memang tidak dilarang untuk membangun masjid atau bangunan agama lain di Denmark, tetapi ada hukum zonasi yang sangat ketat. Muslim Denmark sendiri tidak ingin membangun masjid dengan menggunakan uang dari luar, seperti dari Saudi misalnya.
Di seantero Denmark saat ini hanya ada tujuh pemakaman untuk umat Islam. Sebagian besar Muslim Denmark dimakamkan di pemakaman tersebut, dan sekitar 70 diterbangkan ke luar negeri untuk dimakamkan di negara asal mereka. Pada September 2006, sebuah pemakaman Muslim terpisah dibuka di Brondby, dekat Kopenhagen.
Diskriminasi
Pada tahun 2009, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan laporan tentang kebebasan beragama di Denmark. Satu penemuan menyatakan bahwa ada beberapa insiden diskriminasi terhadap imigran, termasuk penodaan terhadap pemakaman: Ada insiden sentimen anti-imigran, termasuk grafiti, serangan tingkat rendah, penolakan layanan, dan diskriminasi kerja atas dasar ras. Di Denmark, diskriminasi masyarakat terhadap kelompok minoritas agama sulit untuk dibedakan. Pemerintah Denmark sendir mengkritik insiden-insiden itu dan segera mengadakan penyelidikan, tetapi hanya beberapa kasus saja yang dibawa ke pengadilan khusus atas tuduhan diskriminasi ras atau kejahatan kebencian.
Sekolah Islam swasta pertama didirikan pada tahun 1978 yaitu Den Islamisk Arabiske Skole (Sekolah Islam Arab) di Helsingør dan menerima siswa dari negara manapun. Saat ini ada sekitar 20 muslim sekolah, yang sebagian besar terletak di kota-kota besar. Sekolah-sekolah Muslim besar hari ini memungkinkan melayani siswa sesuai dengan negara asal mereka. Pada 1980-an, sekolah untuk mereka yang berasal dari Pakistan, Turki dan Arab didirikan. Selanjutnya, untuk orang Somalia, sekolah Palestina dan Irak didirikan pada 1990-an. Hari ini, 6 atau 7 negara mendominasi sekolah-sekolah Islam.
Sebagai negara dengan populasi yang sangat homogen, Denmark, seperti kebanyakan negara di dunia, berurusan dengan kehadiran minoritas besar dan terlihat. Sebagai imigran generasi pertama dan kedua, beberapa kelompok Muslim di Denmark dinilai belum berhasil mencapai kekuatan ekonomi dan politik yang sebanding dengan populasi mereka [fq/islampos/worldbulletin/wikpedia]]

Keajaiban Ka’bah

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, di berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.” Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada asalan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut. Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat. Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub. Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita. Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877)

Hajar Aswad

Sebuah batu bundar yang berwarna hitam dan berlubang, terletak di sudut timur Kaabah atau sebelah kiri Multazam (antara Hajar Aswad dan pintu Kaabah), tingginya sekitar 150 sentimeter, di atas tanah. Batu ini mempunyai lingkaran sekitar 30 sentimeter dan garis tengah 10 sentimeter, lebih besar daripada lingkaran muka seseorang. Kerana itu, seseorang yang ingin mencium batu ini harus memasukkan mukanya ke dalam lubang itu. Kepala yang besar pun dapat dimasukkan ke dalam lubang batu hitam ini. Bahagian luar batu hitam ini diikat dengan pita perak yang berkilat. Menurut banyak riwayat, antara lain daripada Abdullah bin Umar bin Khattab, Hajar Aswad berasal dari syurga. Riwayat oleh Sa’id bin Jubair r.a daripada Ibnu Abbas daripada Ubay bin Ka’b r.a, menerangkan bahawa Hajar Aswad dibawa turun oleh malaikat dari langit ke dunia. Abdullah bin Abbas juga meriwayatkan bahawa Hajar Aswad ialah batu yang berasal dari syurga, tidak ada sesuatu selain batu itu yang diturunkan dari syurga ke dunia ini. Riwayat-riwayat di atas disebutkan oleh Abu al-Walid Muhammad bin Abdullah bin Ahmad al-Azraki (M.224 H/837 M), seorang ahli sejarah dan penulis pertama sejarah Mekah.Tidak ditemukan informasi yang jelas tentang siapa yang meletakkan Hajar Aswad itu pertama kali di tempatnya di Kaabah; apakah malaikat ataukah Nabi Adam a.s.

Pada mulanya Hajar Aswad tidak berwarna hitam, melainkan berwarna putih bagaikan susu dan berkilat memancarkan sinar yang cemerlang.Abdullah bin Amr bin As r.a (7 SH-65 H) menerangkan bahawa perubahan warna Hajar Aswad daripada putih menjadi hitam disebabkan sentuhan orang-orang musyrik. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Zubair bin Qais (M. 76 H/65 M). Dikatakannya bahawa sesungguhnya Hajar Aswad adalah salah satu batu dunia yang berasal dari syurga yang dahulunya berwarna putih berkilauan, lalu berubah menjadi hitam kerana perbuatan keji dan kotor yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Namun, kelak batu ini akan berwarna putih kembali seperti sedia kala. Menurut riwayat Ibnu Abbas dan Abdullah bin Amr bin As, dahulu Hajar Aswad tidak hanya berwarna putih tetapi juga memancarkan sinar yang berkilauan. Sekiranya Allah s.w.t tidak memadamkan kilauannya, tidak seorang manusia pun yang sanggup mamandangnya. Pada tahun 606 M, ketika Nabi Muhammad s.a.w berusia 35 tahun, Kaabah mengalami kebakaran besar sehingga perlu dibina kembali oleh Nabi Muhammad s.a.w dan kabilah-kabilah terdapat di Mekah ketika itu. Ketika pembangunan semula itu selesai, dan Hajar Aswad hendak diletakkan kembali ke tempatnya, terjadilah perselisihan di antara kabilah-kabilah itu tentang siapa yang paling berhak untuk meletakkan batu itu di tempatnya. Melihat keadaan ini, Abu Umayyah bin Mugirah dari suku Makzum, sebagai orang yang tertua, mengajukan usul bahawa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad di tempatnya adalah orang yang pertama sekali memasuki pintu Safa keesokan harinya.

Ternyata orang itu adalah Muhammad yang ketika itu belum menjadi rasul. Dengan demikian, dialah yang paling berhak untuk meletakkan Hajar Aswad itu di tempatnya. Akan tetapi dengan keadilan dan kebijaksanaannya, Muhammad tidak langsung mengangkat Hajar Aswad itu. Baginda melepaskan serbannya dan menghamparkannya di tengah-tengah anggota kabilah yang ada. Hajar Aswad lalu diletakkannya di tengah-tengah serban itu. Baginda kemudian meminta para ketua kabilah untuk memegang seluruh tepi serban dan secara bersama-sama mengangkat serban sampai ke tempat yang dekat dengan tempat diletakkannya Hajar Aswad. Muhammad sendiri memegang batu itu lalu meletakkannya di tempatnya. Tindakan Muhammad ini mendapat penilaian dan penghormatan yang besar dari kalangan ketua kabilah yang berselisih faham ketika itu. Awalnya, Hajar Aswad tidak dihiasi dengan lingkaran pita perak di sekelilingnya. Lingkaran itu dibuat pada masa-masa berikutnya. Menurut Abu al-Walid Ahmad bin Muhammad al-Azraki (M. 203 H), seorang ahli sejarah kelahiran Mekah, Abdullah bin Zubair adalah orang pertama yang memasang lingkaran pita perak di sekeliling Hajar Aswad, setelah terjadi kebakaran pada Kaabah.

Pemasangan pita perak itu dilakukan agar Hajar Aswad tetap utuh dan tidak mudah pecah. Pemasangan pita perak berikutnya dilakukan pada 189 H, ketika Sultan Harun ar-Rasyid, Khalifah Uthmaniah (memerintah tahun 786-809 M), melakukan umrah di Masjidil Haram. Ia memerintahkan Ibnu at-Tahnan, seorang pengukir perak terkenal ketika itu, untuk menyempurnakan lingkaran pita perak di sekeliling Hajar Aswad dan membuatnya lebih berkilat dan berkilau. Usaha berikutnya dilakukan oleh Sultan Abdul Majid, Khalifah Uthmaniah (1225-1277 H/1839-1861 M). Pada tahun 1268 H, baginda menghadiahkan sebuah lingkaran emas untuk dililitkan pada Hajar Aswad, sebagai pengganti lingkaran pita perak yang telah hilang. Lingkaran emas itu kemudian diganti semula dengan lingkaran perak oleh Sultan Abdul Aziz, Khalifah Uthmaniah (1861-1876 M). Pada 1331 H, atas perintah Sultan Muhammad Rasyad (Muhammad V, memerintah pada tahun 1909-1918), lingkaran pita perak itu diganti dengan lingkaran pita perak yang baru. Untuk menjaga dan mengekalkan keutuhannya, Hajar Aswad sering dililit dan dilingkari dengan lingkaran pita perak.

bagaimana yahudi dibawah hukum islam?

KONDISI Yahudi di wilayah Kristen Eropa begitu bertolak belakang dengan perlakuan yang diterima Yahudi saat di bawah kekuasaan Islam. Sejumlah penulis Yahudi menggambarkan kondisi Yahudi di Spanyol di bawah pemerintahan Islam ketika itu sebagai suatu “zaman keemasan Yahudi di Spanyol” (Jewish golden age in Spain).

 Martin Gilbert, sebagai misal, mencatat tentang kebijakan penguasa Muslim Spanyol terhadap Yahudi. Dia katakan, bahwa para penguasa Muslim itu juga mempekerjakan sarjana-sarjana Yahudi sebagai aktivitas kecintaan mereka terhadap sains dan penyebaran ilmu pengetahuan. Maka mulailah zaman keemasan Yahudi di Spanyol, di mana penyair, dokter, dan sarjana memadukan pengetahuan sekular dan agama dalam metode yang belum pernah dicapai sebelumnya. Kaum Yahudi itu bahkan menduduki jabatan tertinggi di dunia Muslim, termasuk perdana menteri beberapa khalifah di wilayah Islam bagian Timur dan Barat.

 Mantan biarawati yang juga penulis terkenal Karen Armstrong juga menggambarkan harmonisnya hubungan antara Muslim dengan Yahudi di Spanyol dan Palestina. Menurut Armstrong, di bawah Islam, kaum Yahudi menikmati zaman keemasan di al-Andalus. Musnahnya Yahudi Spanyol telah menimbulkan penyesalan seluruh dunia dan dipandang sebagai bencana terbesar yang menimpa Israel sejak kehancuran (Solomon) Temple. Abad ke-15 juga telah menyaksikan meningkatnya persekusi anti-Semitik di Eropa, dimana kaum Yahudi dideportasi dari berbagai kota. “Under Islam, the Jews had enjoyed a golden age in al-Andalus,” tulis Karen Armstrong.

 Setelah mengalami berbagai kekejaman di Eropa, kaum Yahudi di wilayah Utsmani merasakan hidup di tanah air mereka sendiri. Selama ratusan tahun mereka tinggal di sana, menikmati kebebasan beragama, dan berbagai perlindungan sebagai kaum minoritas dengan status sebagai ahlu dhimmah. Selama itu, kaum Yahudi tidak berpikir untuk memisahkan diri dari Utsmani. Sebagai contoh, di Jerusalem, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman Agung (Suleiman the Magnificent–1520-1566), Yahudi hidup berdampingan dengan kaum muslim. Sejumlah pengunjung Yahudi dari Eropa sangat tercengang dengan kebebasan yang dinikmati kaum Yahudi di Palestina. Pada tahun 1535, David dei Rossi, seorang Yahudi Italia, mencatat bahwa di wilayah Utsmani, kaum Yahudi bahkan memegang posisi-posisi di pemerintahan, sesuatu yang mustahil terjadi di Eropa. Ia mencatat, “Here we are not in exile, as in our own country. ‘Kami di sini bukanlah hidup di buangan, tetapi layaknya di negeri kami sendiri.’” (NB. Referensi dan paparan lebih jauh tentang sejarah Yahudi, lihat: Adian Husaini, Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen dan Islam (Jakarta: GIP, 2007).

CM Pilkington, dalam bukunya, Judaism (London: Hodder Headline Ltd., 2003). Menyebut jumlah kaum Yahudi kini hanya sekitar 13 juta jiwa, di seluruh dunia. Bangsa yang kecil ini begitu banyak disebut sifat-sifatnya dalam al-Quran. Salah satunya, adalah sifat tidak tahu berterimakasih, lupa diri, dan serakah. Sampai-sampai Nabi Musa a.s. yang menyelamatkan mereka dari penindasan Fira’un pun mereka khianati dan sakiti hatinya. “Dan ingatlah saat Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, mengapa kalian menyakiti aku, dan sungguh kalian tahu bahwa aku adalah utusan Allah untuk kalian.” (QS 61:5).

[Dikutip dari: http://adianhusaini.com/index.php/daftar-artikel/2-mengapa-yahudi-israel-serakah-dan-lupa-sejarah]

Arab Saudi Bantah Tuduhan Dukung ISIS di Irak

Prince Saud Al Faisal at OIC meeting in Jeddah Arab Saudi Bantah Tuduhan Dukung ISIS di Irak ARAB Saudi telah menolak tuduhan dari Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki bahwa negara itu telah mendukung kelompok ISIS di Irak. “Tuduhan itu tidak dari Irak namun dari Al-Maliki,” kata Pangeran Saud Al-Faisal dalam sebuah konferensi pers di Jeddah, pada sesi akhir pertemuan OKI pada hari Kamis (19/6/2014).

 “Kami telah dengan tegas mengutuk Negara Islam Irak dan Al-Sham (ISIS) sebagai kelompok teroris,” kata Pangeran Saud. “ISIS tidak mewakili kehendak rakyat Irak.” Menanggapi pertanyaan dari Arab News bahwa beberapa orang melihat peristiwa di Irak sebagai revolusi rakyat, Pangeran Saud Al-Faisal berkata “Kami tidak melihat ISIS sebagai revolusioner. Mereka menemukan ruang untuk beroperasi di Irak karena kebijakan pemerintah (Al-Maliki), yang membagi Irak, memperlakukan mereka tidak merata, ditundukkan dan menteror mereka. ” Pangeran Saud mengatakan perdana menteri Irak terlibat dalam politik balas dendam dan berperilaku dengan cara diktator dengan mengkonsolidasikan kekuasaan di kantornya. “ISIS adalah organisasi teror. ISIS bukan penyelamat, tapi perusak Irak,” kata Pangeran Saud. sumber- islampos

Menlu Julie Bishop: 150 Warga Australia Berjihad di Irak dan Suriah

CANBERRA, AUSTRALIA (voa-islam.com) - Sekitar 150 warga Australia telah berjihad bersama mujahidin di Suriah dan Irak sehingga meningkatkan kekhawatiran akan ancaman bagi Australia jika para mujahid itu kembali ke kampung halaman mereka, kata menteri luar negeri pada hari Kamis (19/6/2014).

Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan ia telah membatalkan sejumlah paspor atas saran dari badan-badan keamanan dalam upaya untuk mengurangi ancaman keamanan bagi Australia. Dia tidak mengatakan apakah paspor yang dibatalkan tersebut untuk mencegah warga Australia pergi atau kembali ke negara itu.

"Perkiraan terbaik kami adalah bahwa ada sekitar 150 warga Australia ... yang telah atau masih berjuang dengan kelompok-kelompok oposisi di Suriah dan di luar," kata Bishop kepada Australian Broadcasting Corp

Di Suriah, katanya tampaknya mereka telah pindah dari mendukung kelompok oposisi yang lebih moderat kepada yang lebih ekstrim dan itu termasuk kelompok ISIS, atau Negara Islam Irak dan Suriah Raya.

Duta Besar Irak untuk Australia, Mouayed Saleh, mengatakan bahwa warga Australia yang berjuang bersama ISIS harus dicabut kewarganegaraan mereka.

"Jika mereka bergabung dengan ISIS, tentu saja," kata Saleh. "Seluruh dunia ... tidak akan membiarkan orang untuk bergabung kepada kekuatan-kekuatan buas."

Dia menyambut baik keputusan Australia membatalkan paspor tersangka militan (baca;mujahid) dan mendesak pemerintah untuk tetap waspada. Dia tidak secara pribadi mengetahui adanya mujahid Australia di Irak.

Menteri Imigrasi Scott Morrison mengatakan pencabutan kewarganegaraan tidak bisa dikesampingkan. Dia mengatakan militan yang tinggal di Australia sebagai penduduk tetap bisa dapat dicabut visa mereka.

Polisi Australia telah mendakwa beberapa orang dalam beberapa bulan terakhir karena merekrut pejuang dan mendukung perjuangan bersenjata di Suriah. Beberapa orang telah dicegah meninggalkan Australia atas kecurigaan bahwa mereka berniat untuk berjihad.

"Kami prihatin bahwa warga Australia bekerja sama dengan mereka, menjadi radikal, mempelajari ketrampilan teroris dan jika mereka kembali ke Australia, tentu saja itu merupakan ancaman keamanan dan kami melakukan apa yang kami bisa untuk mengidentifikasi mereka," kata Bishop.

Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan warga negara Australia yang diduga berjihad di Timur Tengah akan diawasi jika mereka kembali.

"Kami melipatgandakan kewaspadaan kita di perbatasan kami untuk mencoba untuk memastikan bahwa para jihadis tidak mendapatkan akses ke negara kita atau dipantau jika mereka memiliki hak akses ke negara ini," katanya.

"Saya tidak ingin orang berpikir ini hanyalah sebuah kesulitan dalam negara jauh yang tidak memiliki konsekuensi bagi dunia yang lebih luas," tambahnya. (st/Reuters)


sumber- See more at: http://www.voa-islam.com/read/world-news/2014/06/19/31047/menlu-julie-bishop-150-warga-australia-berjihad-di-irak-dan-suriah/#sthash.IZ7hetAU.dpuf

ISIS Menguasai Pabrik Senjata Kimia di Munthanna, Irak

BAGDAD (voa-islam.com) - Para pejuang ISIS  telah menguasai wilayah utara Baghdad dalam serangan yang sangat dahsyat, dan mengambil alih pusat pabrik senjata kimia Saddam Hussein, ujar seorang pejabat AS mengatakan Kamis,19/6/2014.

"Kami menyadari bahwa ISIS telah menduduki kompleks al-Muthanna," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki dalam sebuah pernyataan. Tapi, Psaki mengatakan tidak berpikir ISIS akan mampu memproduksi senjata kimia yang dapat digunakan dalam perang di Irak, karena bahan yang tersisa kedalu warsa’,  ungkap Psaki.

Kompleks, terletak hanya 45 mil (72 kilometer) barat laut dari Baghdad, mulai memproduksi gas mustard dan saraf lainnya, termasuk Sarin, pada awal tahun 1980,semenjak Saddam Hussein berkuasa, ungkap pejabat CIA.

Program ini diperluas untuk puncaknya selama perang Iran-Irak yang berlangsung dekade lalu, dan menghasilkan 209 dan 394 ton Sarin pada tahun 1987 dan 1988. Namun CIA menulis bahwa fasilitas telah hancur setelah Perang Teluk pertama, ketika resolusi PBB “melarang Irak memproduksi senjata kimia."

Psaki mengatakan, "Kami tetap prihatin tentang direbutnya fasilitas pabrik senjata kimia oleh ISIS”,  tambah Psaki. Namun, ia mengatakan, "kami tidak percaya bahwa kompleks senjata kimia milik militer itu  bisa memproduksi senjata kimia,  dan mustahil memindahkan material dengan aman."

Kepanikan terus melanda   seluruh pejabat keamanan Barat,  sejak jatuhnya kota Mosul, dan disusul dengan dikuasainya kilang minyak terbesar Irak, Bawaiji oleh pasukan ISIS. Sekarang ISIS semakin mendekati ibukota Bagdad. Obama sudah mengambil keputusan melakukan invasi militer ke Irak, mencegah menguasai ibukota Bagdad. (jj/aby/voa-islam.com)



sumber- See more at: http://www.voa-islam.com/read/world-news/2014/06/20/31067/isis-menguasai-pabrik-senjata-kimia-di-munthanna-irak/#sthash.J0hy6APK.dpuf

wikileaks segera bocorkan dokumen rahasia 50 negara. termasuk INDONESIA

NGGRIS (voa-islam.com) - Wikileaks, akun whistle blower yang dibesut Julian Assange ini akan segera mengungkapkan kepada publik soal dokumen rahasia terbaru yang menyangkut rahasia negara, termasuk penyadapan Indonesia oleh Australia.
 Julian Assange hanya menyatakan, dokumen tersebut terkait dengan rahasia 50 negara, termasuk Kanada. Hal itu diungkapkan Assange saat berbincang dengan sejumlah jurnalis dari persembunyiannya di Kedutaan Besar Ekuador di Inggris, namun ia tidak dijelaskan tentang dokumen rahasia yang akan dibocorkan tersebut. Kelompok pendukung Assange menyatakan, dokumen rahasia terbaru tersebut akan dibocorkan pekan depan seperti dilansir time. Assange sudah bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador selama dua tahun.


Di tempat persembunyiannya itu, Assange mendapat penjagaan ketat terutama dari ancaman penyadapan. Bahkan, saking ketatnya Assange mengatakan, serangga pun tidak akan bisa masuk. Assange juga menegaskan tidak berencana untuk pergi ke Swedia untuk memenuhi panggilan penyidik terkait dugaan pelecehaan seksual yang terjadi empat tahun lalu. Tim penyidik dari Swedia sudah menolak untuk memeriksa Assange di dalam Kedutaan Besar Ekuador di Inggris.

WikiLeaks membocorkan sejumlah dokumen rahasia beberapa negara termasuk penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Presiden SBY dan Ani Yudhoyono. Selain itu, WikiLeaks juga membocorkan penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara.

sumber - See more at: http://www.voa-islam.com/read/world-news/2014/06/21/31082/wikileaks-segera-bocorkan-dokumen-rahasia-50-negara-termasuk-indonesia/;#sthash.JPJRHFP5.dpuf

Kamis, 12 Juni 2014

Kebohongan GLOBAL WARMING!!

di era modern, para konspirator melalui agen - agen elitnya, menyajikan isu tentang adanya ancaman global dibidang lingkungan. saat ini yang paling kentara iala gosip global warming .Isu ini dimaksudkan untuk menciptakan dan mengondisikan penduduk bumi untuk berupaya bersama-sama menjaga bumi ini dari kepunahan. Lebih tepatnya, diperlukan otoritas tunggal untuk mengatasi bencana global warming ini. Sementara di sisi lain diberlakukan pajak yang tinggi apabila terdapat usaha industri yang dapat merusak lingkungan, termasuk pajak kendaraan bermotor.

 dalam buku Goddes Earth dijabarkan ringkas mengenai pemanasan global sebagai berikut: "teorinya ialah bahwa revolusi industri, beserta pembakaran bahan bakar fosil, menambah jumlah karbon dioksida kedalam atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.
Namun , grafik-grafik temperatur lebih dari 100 hingga 150 tahun lalu pada saat manusia menemukan termometer tidak memberikan satu catatan temperatur apapun baik di Amerika Utara maupun Eropa Barat, yang berada di luar jangkauan variasi (suhu) normal. menurut Dr.Ray dan banyak ilmuan lainnya, tidak ada bukti apapun bahwa 7 ton milyar karbon dioksida hasil dari pembakaran bahan bakar fosil mengakibatkan gejala terhadap terjadinya pemanasan alamiah global. terlebih lagi, bahwa memang benar manusia menghasilkan 7 ton milyar karbon dioksida, alam ini sendiri justru menghasilkan 200 ton milyar karbon dioksida. kalau lah bumi ini menghangat dan mendingin, proses tersebut terjadi melalui proses alamiah tersendiri, diawali dengan aktivitas di matahari, yang selanjutnya mempengaruhi bumi.

dalam U.S minority Report: More than 700 International Scientists dissent Over man-made Global Warming Claims Scientiests Continue to debunk"Consensus" in 2008 & 2009 , disebutkan terdapat penolakan dari 700 ilmuan internasional mengenai GLOBAL WARMING yang melanda dunia ini. terlalu sering tuduhan dan tuntutan pemanasan global terjadi secara luas, faktanya bahwa pada saat bumi menghangat sedikit demi sedikit , jumlah karbon dioksida dalam atmosfer mengikuti dibelakang pemanasan tersebut. karbon dioksida tidak mendahului pemanasan bumi, jadi sangat tidak mungkin menjadi penyebab pemanasan global.

pun demikian, para politikus meyakini bahwa bumi memanas saat ini dan oleh sebab itu, sebuah international treaty on Climate change (pakta internasional terhadap perubahan cuaca) selanjutnya ditandatangani. Pakta ini mewajibkan semua negara mengontrol jumlah karbon dioksida yang dihasilkan kedalam atmosfer. Inilah alasan yang pemerintah sedang coba lilitkan kepada kita dengan suatu beban PAJAK ENERGI.
 (sebuah pajak yang diberlakukan terhadap karbon dioksida atau pengeluaran karbon sejenis, yang akan memberikan imbas negatif yang tentunya menghancurkan ekonomi kita. kini kita mengerti tidak ada global warming seperti yang digembor-gemborkan media dan politikus, yang ada hanya lah upaya PUNGUTAN PAJAK GLOBAL yang dibebankan oleh korporasi kepada penduduk bumi yang menghasilkan CO2 berlebihan.

pernyataan serupa juga dikeluarkan oleh international Climate Change Conference yang disponsori oleh heartland Institute di Chicago pada bulan mei 2012 seperti dilaporkan oleh majalah forbes. konferensi ini menampilkan sains alamiah serius, bertolak belakang dengan sains berdasarkan kepentingan politik yang sering anda dengar dari pemerintah yang mendanai para galauers global warming yang selalu saja mencari cari pembenaran terhadap pengembangan aturan - aturan dan kuasa-kuasa pajak demi kepentingan badan-badan pemerintah apapun serupa badan pemerintah semisal PBB.

 oleh jagad a. purbawati

Rabu, 11 Juni 2014

BuyaHamka4 Buya Hamka: Mereka Memusuhi Wahabi Demi Penguasa Pro Penjajah

Buya Hamka: Mereka Memusuhi Wahabi Demi Penguasa Pro Penjajah
Selasa 14 Jamadilawal 1434 / 26 Maret 2013 08:14

Oleh: Zulkarnain Khidir

Belakangan ketika isu terorisme kian dihujamkan di jantung pergerakan Ummat Islam agar iklim pergerakan dakwah terkapar lemah tak berdaya. Nama Wahabi menjadi salah satu faham yang disorot dan kian menjadi bulan-bulanan aksi “tunjuk hidung,” bahkan hal itu dilakukan oleh kalangan ustadz dan kiyai yang berasal dari tubuh Ummat Islam itu sendiri.

Beberapa buku propaganda pun diterbitkan untuk menghantam pergerakan yang dituding Wahabi, di antaranya buku hitam berjudul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi-Wahabi: Mereka Membunuh Semuanya Termasuk Para Ulama.” Bertubi-tubi, berbagai tudingan dialamatkan oleh alumnus dari Universitas di Bawah Naungan Kerajaan Ibnu Saud yang berhaluan Wahabi, yaitu Prof. Dr. Said Siradj, MA. Tak mau kalah, para kiyai dari pelosok pun ikut-ikutan menghujat siapapun yang dituding Wahabi. Kasus terakhir adalah statement dari kiyai Muhammad Bukhori Maulana dalam tabligh akbar FOSWAN di Bekasi baru-baru ini turut pula menyerang Wahabi dengan tudingan miring. Benarkah tudingan tersebut?

Menarik memang menyaksikan fenomena tersebut. Gelagat pembunuhan karakter terhadap dakwah atau personal pengikut Wahabi ini bukan hal baru, melainkan telah lama terjadi. Hal ini bahkan telah diurai dengan lengkap oleh ulama pejuang dan mantan ketua MUI yang paling karismatik, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa disapa Buya HAMKA. Siapa tak mengenal Buya HAMKA? Kegigihan, keteguhan dan independensinya sebagai seorang ulama tidak perlu diragukan lagi tentunya.

Dalam buku “Dari Perbendaharaan Lama,” Buya HAMKA dengan gamblang beliau merinci berbagai fitnah terhadap Wahabi di Indonesia sejatinya telah berlangsung berkali-kali. Sejak Masa Penjajahan hingga beberapa kali Pemilihan Umum yang diselenggarakan pada era Orde Lama, Wahabi seringkali menjadi objek perjuangan yang ditikam fitnah dan diupayakan penghapusan atas eksistensinya. Mari kita cermati apa yang pernah diungkap Buya Hamka dalam buku tersebut:

“Seketika terjadi Pemilihan Umum , orang telah menyebut-nyebut kembali yang baru lalu, untuk alat kampanye, nama “Wahabi.” Ada yang mengatakan bahwa Masyumi itu adalah Wahabi, sebab itu jangan pilih orang Masyumi. Pihak komunis pernah turut-turut pula menyebut-nyebut Wahabi dan mengatakan bahwa Wahabi itu dahulu telah datang ke Sumatera. Dan orang-orang Sumatera yang memperjuangkan Islam di tanah Jawa ini adalah dari keturunan kaum Wahabi.

Memang sejak abad kedelapan belas, sejak gerakan Wahabi timbul di pusat  tanah Arab, nama Wahabi itu telah menggegerkan dunia. Kerajaan Turki yang sedang berkuasa, takut kepada Wahabi. Karena Wahabi adalah, permulaan kebangkitan bangsa Arab, sesudah jatuh pamornya, karena serangan bangsa Mongol dan Tartar ke Baghdad. Dan Wahabi pun ditakuti oleh bangsa-bangsa penjajah, karena apabila dia masuk ke suatu negeri, dia akan mengembangkan mata penduduknya menentang penjajahan. Sebab faham Wahabi ialah meneguhkan kembali ajaran Tauhid yang murni, menghapuskan segala sesuatu yang akan membawa kepada syirik. Sebab itu timbullah perasaan tidak ada tempat takut melainkan Allah. Wahabi adalah menentang keras kepada Jumud, yaitu memahamkan agama dengan membeku. Orang harus kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Ajaran ini telah timbul bersamaan dengan timbulnya kebangkitan revolusi Prancis di Eropa. Dan pada masa itu juga “infiltrasi” dari gerakan ini telah masuk ke tanah Jawa. Pada tahun 1788 di zaman pemerintahan Paku Buwono IV, yang lebih terkenal dengan gelaran “Sunan Bagus,” beberapa orang penganut faham Wahabi telah datang ke tanah Jawa dan menyiarkan ajarannya di negeri ini. Bukan saja mereka itu masuk ke Solo dan Yogya, tetapi mereka pun meneruskan juga penyiaran fahamnya di Cirebon, Bantam dan Madura. Mereka mendapat sambutan baik, sebab terang anti penjajahan.

Sunan Bagus sendiri pun tertarik dengan ajaran kaum Wahabi. Pemerintah Belanda mendesak agar orang-orang Wahabi itu diserahkan kepadanya.Pemerintah Belanda cukup tahu, apakah akibatnya bagi penjajahannya, jika faham Wahabi ini dikenal oleh rakyat.

Padahal ketika itu perjuangan memperkokoh penjajahan belum lagi selesai. Mulanya Sunan tidak mau menyerahkan mereka. Tetapi mengingat akibat-akibatnya bagi Kerajaan-kerajaan Jawa, maka ahli-ahli kerajaan memberi advis kepada Sunan, supaya orang-orang Wahabi itu diserahkan saja kepada Belanda. Lantaran desakan itu, maka mereka pun ditangkapi dan diserahkan kepada Belanda. Oleh Belanda orang-orang itu pun diusir kembali ke tanah Arab.

Tetapi di tahun 1801, artinya 12 tahun di belakang, kaum Wahabi datang lagi. Sekarang bukan lagi orang Arab, melainkan anak Indonesia sendiri, yaitu anak Minangkabau. Haji Miskin Pandai Sikat (Agam) Haji Abdurrahman Piabang (Lubuk Limapuluh Koto), dan Haji Mohammad Haris Tuanku Lintau (Luhak Tanah Datar).

Mereka menyiarkan ajaran itu di Luhak Agam (Bukittinggi) dan banyak beroleh murid dan pengikut. Diantara murid mereka ialah Tuanku Nan Renceh Kamang. Tuanku Samik Empat Angkat. Akhirnya gerakan mereka itu meluas dan melebar, sehingga terbentuklah “Kaum Paderi” yang terkenal. Di antara mereka ialah Tuanku Imam Bonjol. Maka terjadilah “Perang Paderi” yang terkenal itu. Tiga puluh tujuh tahun lamanya mereka melawan penjajahan Belanda.

Bilamana di dalam abad ke delapan belas dan Sembilan belas gerakan Wahabi dapat dipatahkan, pertama orang-orang Wahabi dapat diusir dari Jawa, kedua dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata, namun di awal abad kedua puluh mereka muncul lagi!

Di Minangkabau timbullah gerakan yang dinamai “Kaum Muda.” Di Jawa datanglah K.H. A. Dahlan dan Syekh Ahmad Soorkati. K.H.A. Dahlan mendirikan “Muhammadiyah.” Syekh Ahmad Soorkati dapat membangun semangat baru dalam kalangan orang-orang Arab. Ketika dia mulai datang, orang Arab belum pecah menjadi dua, yaitu Arrabithah Alawiyah dan Al-Irsyad. Bahkan yang mendatangkan Syekh itu ke mari adalah dari kalangan yang kemudiannya membentuk Ar-Rabithah Adawiyah.

Musuhnya dalam kalangan Islam sendiri, pertama ialah Kerajaan Turki. Kedua Kerajaan Syarif di Mekkah, ketiga Kerajaan Mesir. Ulama-ulama pengambil muka mengarang buku-buku buat “mengafirkan” Wahabi. Bahkan ada di kalangan Ulama itu yang sampai hati mengarang buku mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahab pendiri faham ini adalah keturunan Musailamah Al Kazhab!

Pembangunan Wahabi pada umumnya adalah bermazhab Hambali, tetapi faham itu juga dianut oleh pengikut Mazhab Syafi’i, sebagai kaum Wahabi Minangkabau. Dan juga penganut Mazhab Hanafi, sebagai kaum Wahabi di India.

Sekarang “Wahabi” dijadikan alat kembali oleh beberapa golongan tertentu untuk menekan semangat kesadaran Islam yang bukan surut ke belakang di Indonesia ini, melainkan kian maju dan tersiar. Kebanyakan orang Islam yang tidak tahu di waktu ini, yang dibenci bukan lagi pelajaran wahabi, melainkan nama Wahabi.

Ir. Dr. Sukarno dalam “Surat-Surat dari Endeh”nya kelihatan bahwa fahamnya dalam agama Islam adalah banyak mengandung anasir Wahabi.

Kaum komunis Indonesia telah mencoba menimbulkan sentiment Ummat Islam dengan membangkit-bangkit nama Wahabi. Padahal seketika terdengar kemenangan gilang-gemilang yang dicapai oleh Raja Wahabi Ibnu Saud, yang mengusir kekuasaan keluarga Syarif dari Mekkah. Ummat Islam mengadakan Kongres Besar di Surabaya dan mengetok kawat mengucapkan selamat atas kemenangan itu (1925). Sampai mengutus dua orang pemimpin Islam dari Jawa ke Mekkah, yaitu H.O.S. Cokroaminoto dan K.H. Mas Mansur. Dan Haji Agus Salim datang lagi ke Mekkah tahun 1927.

Karena tahun 1925 dan tahun 1926 itu belum lama, baru lima puluh tahun lebih saja, maka masih banyak orang yang dapat mengenangkan bagaimana pula hebatnya reaksi pada waktu itu, baik dari pemerintah penjajahan, walau dari Ummat Islam sendiri yang ikut benci kepada Wahabi, karena hebatnya propaganda Kerajaan Turki dan Ulama-ulama pengikut Syarif.

Sekarang pemilihan umum yang pertama sudah selesai. Mungkin menyebut-nyebut “Wahabi” dan membusuk-busukkannya ini akan disimpan dahulu untuk pemilihan umum yang akan datang. Dan mungkin juga propaganda ini masuk ke dalam hati orang, sehingga gambar-gambar “Figur Nasional,” sebagai Tuanku Imam Bonjol dan K.H.A. Dahlan diturunkan dari dinding. Dan mungkin perkumpulan-perkumpulan yang memang nyata kemasukan faham Wahabi seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan lain-lain diminta supaya dibubarkan saja.

Kepada orang-orang yang membangkit-bangkit bahwa pemuka-pemuka Islam dari SUmmatera yang datang memperjuangkan Islam di Tanah Jawa ini adalah penganut atau keturunan kaum Wahabi, kepada mereka orang-orang dari SUmmatera itu mengucapkan banyak-banyak terima kasih! Sebab kepada mereka diberikan kehormatan yang begitu besar!

Sungguh pun demikian, faham Wahabi bukanlah faham yang dipaksakan oleh Muslimin, baik mereka Wahabi atau tidak. Dan masih banyak yang tidak menganut faham ini dalam kalangan Masyumi. Tetapi pokok perjuangan Islam, yaitu hanya takut semata-mata kepada Allah dan anti kepada segala macam penjajahan, termasuk Komunis, adalah anutan dari mereka bersama!”

Dari paparan tersebut, jelaslah bahwa Buya HAMKA berhasil menelisik akar terjadinya fitnah yang dialamatkan kepada Wahabi. Ini menandakan vonis “Faham Hitam” yang dituduhkan kepada Wahabi pada dasarnya adalah modus lama namun didesain dengan gaya baru yang disesuaikan dengan kepentingan dan arahan yang disetting oleh para Think Tank “Gurita Kolonialisme Abad 21.”

Maka perhatikanlah apa yang pernah diutarakan oleh Buya HAMKA dalam pembahasan Islam dan Majapahit berikut ini:

“Memang, di zaman Jahiliyah kita bermusuhan, kita berdendam, kita tidak bersatu! Islam kemudiannya adalah sebagai penanam pertama dari jiwa persatuan. Dan Kompeni Belanda kembali memakai alat perpecahannya, untuk menguatkan kekuasaannya.”

“Tahukah tuan, bahwasanya tatkala Pangeran Dipenogero, Amirul Mukminin Tanah Jawa telah dapat ditipu dan perangnya dikalahkan, maka Belanda membawa Pangeran Sentot Ali Basyah ke Minangkabau buat mengalahkan Paderi? Tahukah tuan bahwa setelah Sentot merasa dirinya tertipu, sebab yang diperanginya itu adalah kawan sefahamnya dalam Islam, dan setelah kaum Paderi dan raja-raja Minangkabau memperhatikan ikatan serbannya sama dengan ikatan serban Ulama Minangkabau, sudi menerima Sentot sebagai “Amir” Islam di Minangkabau? Teringatkah tuan, bahwa lantaran rahasia bocor dan Belanda tahu, Sentot pun diasingkan ke Bengkulu dan di sana beliau berkubur buat selama-lamanya?”

“Maka dengan memakai faham Islam, dengan sendirinya kebangsaan dan kesatuan Indonesia terjamin. Tetapi dengan mengemukakan kebangsaan saja, tanpa Islam, orang harus kembali mengeruk, mengorek tambo lama, dan itulah pangkal bala dan bencana!”

Kiranya, sepeninggal HAMKA, alangkah laiknya jika Ummat Islam masih kenal dan bisa mengimplementasikan apa yang diutarakan Buya HAMKA dalam bukunya tersebut. Dengan demikian, niscaya Ummat Islam tidak perlu sampai menjadi keledai yang terjerembab dalam lubang yang dibuat oleh musuh-musuh Islam dengan modus yang sama tetapi dalam nuansa yang berbeda. Wallahu A’lam

Hukum Merayakan Peringatan Isra’ Mi’raj

Hukum Merayakan Peringatan Isra’ Mi’raj

by mahad · May 24, 2014

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang al-amin (yang terpercaya) dan memiliki sifat amanah. Dengan sifat inilah, beliau telah menyampaikan seluruh risalah dan syari’at Allah subhanahu wata’ala kepada umat ini dengan lengkap dan sempurna. Tidak ada satu kebaikan pun, kecuali pasti telah beliau ajarkan kepada umatnya. Dan tidak ada satu kejelekan pun, kecuali pasti telah beliau peringatkan dan beliau larang umatnya untuk mengerjakannya.



Kalau seandainya peringatan Isra’ Mi’raj itu bagian dari risalah dan syari’at Allah subhanahu wata’ala, pasti beliau telah ajarkan kepada umatnya. Kalau seandainya peringatan Isra’ Mi’raj ini amalan yang baik, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para shahabatnya adalah orang-orang pertama yang mengadakan acara tersebut. Demikian pula para ulama generasi berikutnya yang mengikuti dan meneladani mereka, semuanya akan mengadakan perayaan-perayaan khusus untuk memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sehingga acara peringatan Isra’ Mi’raj, dalam bentuk apapun acara tersebut dikemas, merupakan amalan bid’ah, sebuah kemungkaran, dan perbuatan maksiat karena:
1.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri tidak pernah merayakannya atau memerintahkan kepada umatnya untuk merayakannya.

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهْوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan termasuk urusan (syari’at) kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim)
1.Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali, dan seluruh shahabat radhiyallahu ‘anhum tidak pernah pula merayakannya. Demikian pula para tabi’in, seperti Sa’id bin Al-Musayyib, Hasan Al-Bashri, dan yang lainnya rahimahumullah.
2.Para ulama yang datang setelah mereka, baik itu imam yang empat (Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad), Al-Bukhari, Muslim, An-Nawawi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir, Ibnul Qayyim, Ibnu Hajar Al-’Asqalani, dan yang lainnya rahimahumullah, hingga para ulama zaman sekarang ini. Mereka semua tidak pernah merayakannya, apalagi menganjurkan dan mengajak kaum muslimin untuk mengadakan peringatan itu. Tidak didapati satu kalimat pun dalam kitab-kitab mereka yang menunjukkan disyari’atkannya peringatan Isra’ Mi’raj.
3.Kenyataan yang terjadi jika perayaan ini benar-benar diadakan, yaitu munculnya berbagai kemungkaran, di antaranya: 1.Terjadinya ikhtilath, yaitu bercampurbaurnya antara laki-laki dan perempuan.
2.Dilantunkannya shalawat-shalawat yang bid’ah dan bahkan sebagiannya mengandung kesyirikan.
3.Didendangkannya lagu-lagu dan alat musik yang jelas haram hukumnya.
4.Mengganggu kaum muslimin. Di antara bentuk gangguan itu adalah:

Terhalanginya pemakai jalan atau minimalnya mereka kesulitan ketika hendak melewati jalan di sekitar lokasi acara, karena banyaknya orang disana.
Suara musik dan lagu yang sangat keras pada acara terebut, juga mengganggu tetangga dan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi acara. Orang yang telah lanjut usia, orang sakit, maupun bayi-bayi dan anak-anak kecil yang semestinya membutuhkan ketenangan, mereka terganggu dengan adanya suara musik yang sangat keras tadi.

Tidak semestinya beberapa gangguan tadi dianggap sepele dan ringan. Kecil maupun besar, setiap perbuatan yang bisa mengganggu dan menyakiti kaum muslimin, maka pelakunya terkenai ancaman:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Tidak akan masuk al-jannah orang yang tetangganya merasa tidak aman dari gangguannya.” (HR. Muslim)
1.Tidak sedikit kaum muslimin yang melalaikan shalat berjama’ah di masjid, bahkan yang lebih parah kalau sampai meninggalkan shalat fardhu. Ketika acara dimulai ba’da shalat Isya’ misalnya, sejak sore banyak yang sudah stand by di tempat acara. Mulai dari penjual-penjual dengan aneka barang dagangannya, pengunjung acara, sampai panitia acara pun, mereka lebih memilih berada di ‘pos-pos’ mereka daripada masjid ketika dikumandangkannya adzan maghrib dan isya’. Wal ‘iyadzubillah.

Semestinya umat ini dibimbing untuk kembali kepada agamanya. Mereka sangat antusias menyambut dan menghadiri acara peringatan Isra’ Mi’raj, namun mereka belum memahami hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Sebuah peristiwa dan mu’jizat besar yang saat itulah kewajiban shalatlimawaktu ini diberlakukan kepada umat Islam. Suatu musibah jika salah satu rukun Islam ini dilalaikan hanya karena ingin ‘menyukseskan’ acara yang sudah pasti menelan biaya yang tidak sedikit tersebut.

Kalau masih ada yang beranggapan bahwa perayaan untuk memperingati Isra’ Mi’raj itu adalah baik, maka katakanlah sebagaimana kata Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah:

مَن ابْتَدَعَ في الإِسلام بدعة يَراها حَسَنة ؛ فَقَدْ زَعَمَ أَن مُحمّدا – صلى الله عليه وعلى آله وسلم- خانَ الرّسالةَ ؛ لأَن اللهَ يقولُ : { الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ } فما لَم يَكُنْ يَوْمَئذ دينا فَلا يكُونُ اليَوْمَ دينا

“Barangsiapa yang mengadaka-adakan kebid’ahan dalam agama Islam ini, dan dia memandang itu baik, maka sungguh dia telah menyatakan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam telah berkhianat dalam menyampaikan risalah, karena Allah telah berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ

(Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian), maka segala sesuatu yang pada hari (ketika ayat ini diturunkan) itu bukan bagian dari agama, maka pada hari ini pun juga bukan bagian dari agama.”

Kita memohon kepada Allah subhanahu wata’ala hidayah untuk senantiasa berpegang teguh dengan Kitab-Nya dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, sampai akhir hayat nanti. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Suka